Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MORFOLOGI ULAT SUTERA (Untuk Bagian Organ Luar)

Bentuk dan Struktur Larva

Bentuk tubuh ulat terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. Ulat sutera yang biasa dipelihara mempunyai bintik hitam kecoklatan yang disebut bintik mata. Karena penempilannya, kebanyakan orang yang melihat ulat ini untuk pertama kali mungkin salah, menganggap bintik mata sebagai mata, dada sebagai kepala, dan kepala sebagai mulut.


 1. Kepala
Kepala ulat sutera meskipun kecil memiliki struktur yang kompleks. Di bagian kepala terdapat sepasang antena yang merupakan organ syaraf/perasa. Antena ini terdiri dari 3 segmen pendek. Di pangkal antena ada sepasang mandibula (rahang) bersebelahan yang bergerak ke sisi untuk mengigit daun murbei. Mulut ada diantara mandibula, daun yang digigit masuk melalui bagian ini. Ada satu lingkaran kecil di pusat dibawah mulut, yaitu spineret. Spineret adalah tempat keluarnya filamen sutera. Filamen sutera keluar dari lubang yang ada diujung spineret tersebut. Pada kedua sisi spineret ada sepasang organ yang nampak seperti antena kecil yang disebut maksilla yaitu organ perasa yang berfungsi untuk mengidentifikasi makanan. Disisi yang lain pada dasar antena, ada 6 pasang lingkaran kecil berbentuk setengah bulatan, yaitu mata. Mata pada ulat sutera tidak seperti mata majemuk (pada ngengat), melainkan ocelli atau mata tunggal yang tidak mengenal bentuk dari objek yang nampak, tetapi hanya bisa melihat antara terang dan gelap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

2. Dada (Thoraks) dan Perut (Abdomen)

Tubuh ulat sutera terdiri dari 13 segmen. Dibagia paling depan adalah kepala yang dibungkus kulit keras yang berwarna hitam kecoklatan. Selanjutnya ada 3 segmen berurutan, ketiga segmen tersebut tersusun berurutan yaitu prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks.Sembilan segmen terakhir disebut abdomen. Segmen ke 3,4,5,6 dan segmen terakhir masing-masing mempunyai sepasang kaki, yang disebut kaki abdomen. Kaki abdomen terakhir yang paling besar disebut kaki kaudal. Kaki abdomen tidak mempunyai segmen dan disebut proleg. Sedangkan tanduk yang ada pada segmen ke-8 disebut tanduk kaudal. (Mungkin buat yang baca pada bagian abdomen agak pusing, soalnya saya sendiri waktu ngetiknya pusing, ditanyain za ya kalau gak ngerti, hehehe).

3. Perbedaan antara Larva (ulat) Jantan dan Betina
 

Dapat dilihat pada gambar diatas, larva jantan mempunyai 1 titik dari kelenjar Herold pada abdomen perbatasan antara segmen ke-11 dan 12, sedangkan larva betina sepasang bintik kecil pada bagian abdomen segmen ke-11 dan 12. Bintik-bintik tersebut disebut kelenjar Ishiwata depan dan kelenjar Ishiwata belakang. Waktu yang paling tepat untuk membedakan kedua jenis kelamin adalah pada awal instar V, tepat setelah ganti kulit yang ke-4. Akan tetapi karakteristik ini sulit dilihat dengan mata biasa, oleh karena itu identifikasi hanya dilakukan oleh para ahli.


Sumber : 
Atmosoedarjo, H.S. J. Katsubrata., M. Kaomini., W. Saleh. dan W. Moerdoko., 2000. Sutera Alam Indonesia. Jakarta: Sarana Wana Jaya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ULAT SUTERA (Bombyx mori L)

Buat yang belum pernah melihat serangga ini, mungkin akan beranggapan kalau ulat yang ada dalam gambar di samping adalah ulat yang menakutkan. Namun siapa tahu kalau ulat yang satu ini sangatlah baik, selain tidak menimbulkan gatal kalau disentuh ulat ini juga bisa menghasilkan uang yang banyak. Hmmmm...penasaran dengan ulat yang satu ini......? lanjutin za bacanya....^_^

Ulat yang ada dalam gambar ini adalah Ulat Sutera (Bombyx mori L). Ulat Sutera dimanfaatkan manusia untukdiambil seratnya sebagai bahan baku pembuatan kain yang bermutu tinggi "itulah kenapa tadi saya sempat bilang kalau ulat ini dapat menghasilkan uang".

Boilogi Ulat Sutera

Ulat Sutera (Bombyx mori L) termasuk serangga yang selama hidupnya mengalami metamorfosa sempurna, dimulai dari telur, ulat (larva), pupa, dan ngengat (imago). Ulat sutera termasuk endopterigosa, yaitu serangga yang perkembangan sayapnya terjadi di dalam badan dan fase pradewasa berbeda dengan dewasa, baik dalam perilaku, makanan maupun bentuknya.

Adapun Sistematika dari Ulat Sutera (Bombyx mori L) adalah sebagai berikut:
- Regnum  : Animalia
- Phylum  : Arthropoda
- Kelas : Insekta
- Ordo : Lepidoptera
- Famili  : Bombycidae
- Genus  : Bombyx
- Species  : Bombyx mori L

Makanan dari ulat sutera adalah daun murbei, dan sejauh ini belum ada yang bisa mengganti pakan ulat sutera selain daun murbei.Karena makanannya hanya daun murbei, maka usaha pemeliharaan ulat sutera sangat tergantung pada tanaman ini. Tahun 1991, di daerah Lampung dilakukan percobaan memberi makan ulat sutera dengan menggunakan daun singkong. Sampel ulat yang dipelihara dengan pakan daun singkong ternyata bisa hidup normal, menghasilkan kepongpong, menjadi serangga dewasa dan mampu bertelur. Namun terobosan yang dilakukan oleh BPP Teknologi Lampung ini baru dalam tahap penelitian.

Siklus Hidup Ulat Sutera
Telur yang baru menetas berupa larva yang di seluruh permukaan tubuhnya dipenuhi oleh bulu halus berwarna hitam yang disebut seta. Ulat yang baru menetas memiliki panjang 3 mm. Setiap hari tubuh ulat akan bertambah panjang karena terus diberi pakan. Setelah satu hari dari menetas tubuh ulat bertambah menjadi 7 mm dengan permukaan kulitnya mengkilap. Hal ini terjadi karena seta pada tubuh ulat mulai berkurang dan menghilang. Setelah itu ulat akan berhenti makan sekitar 24 jam. Pada saat itu ulat akan menggantikan kulit yang lama dengan kulit yang baru (ekdisis). Karena selama masa larva ganti kulit berlangsung selama 4 kali, maka terdapat 5 periode makan yang lebih dikenal dengan instar. Panjang masa makan berbeda tergantung dari instar dan galurnya. Pada instar V tubuh ulat akan mencapai panjang maksimum 70 mm dan makan dengan rakus (Atmosoedarjo dkk., 2000).  
  • Telur ulat sutera berbentuk bulat lonjong, panjang 1,3 mm, lebar 1 mm dan tebal 0,5 mm. Warna telur pada saat keluar putih kekuning-kuningan namun lama kelamaan 2-3 hari telur tersebut berubah menjadi abu-abu kehijauan (Departemen Kehutanan, 1998)
  • Ulat kecil yaitu ulat yang berumur 1-12 hari dan terbagi kedalam tiga instar atau fase yaitu instar I (1-4 hari), instar II (5-7 hari), III (8-12 hari). Ulat kecil memerlukan temperatur tinggi dan kelembaban tinggi. Temperatur terlalu rendah akan berpengaruh terhadap kualitas kokon (Nunuh, 2002).
  • Ulat besar yaitu ulat yang berumur antara 13-25 hari, tergantung ketinggian tempat. Ulat besar terbagi kedalam dua instar atau fase yaitu instar  IV dan instar V.  
  • Menurut Atmosoedarjo, dkk (2000), kokon adalah materi yang terbuat dari lapisan serat serat sutera, dan berisi pupa. Kokon merupakan hasil akhir dari pemeliharaan ulat sutera yang nantinya akan diproses menjadi benang melalui proses pemintalan.  
  • Pupa merupakan tingkat istirahat dalam pertumbuhan atau metamorfosa ulat sutera (serangga), setelah larva sebelum menjadi ngengat atau imago di dalam kokon, (Atmosoedarjo, dkk  2000).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS